alat-alat praktikum mikrobiologi
Written on 01.15 by rain
alat-alat praktikum mikrobiologi
PENDAHULUAN
Laboratorium Mikrobiologi Pangan merupakan salah satu fasilitas yang harus dimiliki oleh jurusan Teknologi Pangan sebagai bagian dari kesatuan laboratorium pengolahan pangan. Di laboratorium mikrobiologi, tersedia berbagai alat dan peralatan yang dipergunakan untuk kegiatan penelitian dan praktikum mahasiswa.
Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari, dan mengamati organisme yang berukuran sangat kecil/ mikroskopis. Oleh karena itu laboratorium mikrobiologi pastinya dilengkapi dengan alat yang dapat mengidentifikasi mikroorganisme tersebut.
Selain itu juga, laboratorium ini juga dilengkapi dengan peralatan lain yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengamatan yang jenisnya tak jauh beda dengan peralatan laboratorium pada umumnya.
Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka. Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Alat-alat yang digunakan dalam perkembangbiakan inipun harus disterilisasikan terlebih dahulu. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak ada mikroorganisme lain, yang tidak diinginkan, tumbuh dalam media tersebut, sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang akan dibiakkan dalam media tersebut.(Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Pengidentifikasian dan pengetahuan akan mikroorganisme khususnya bahan pangan membantu kita untuk mengklasifikasikan bakteri baik / menguntungkan ataupun bakteri perusak yang dapat berbaya jika mengontaminasi bahan makanan sehingga menyebabkan keracunan pada manusia ataupun kerugian yang ditimbulkan karena rusaknya poduk.
PEMBAHASAN
Di awal semester dua , mahasiswa diperkenalkan dengan mata kuliah dan praktikum Mikrobiologi Pangan. Mikrobiologi merupakan suatu cabang ilmu yang mempelajari, dan mengamati organisme yang berukuran sangat kecil/ mikroskopis.Organisme tersebut misalnya bakteri, khamir, dan kapang. Pengenalan dan pemahaman dikhususkan pada ketiga mikroorganisme ini karena paling banyak dimanfaatkan pada pengolahan pangan.
Oleh karena itu laboratorium mikrobiologi pastinya dilengkapi dengan alat yang dapat membantu mengidentifikasi mikroorganisme tersebut.Selain itu juga, laboratorium ini juga dilengkapi dengan peralatan lain yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk penelitian dan percobaan/ praktikum yang jenisnya tak jauh beda dengan peralatan laboratorium (kimia) pada umumnya.
Secara umum, peralatan di laboratorium berupa bahan yang terbuat dari gelas / kaca. Hanya beberapa alat pendukung yang terbuat dari karet, kayu, ataupun besi. Misalnya peralatan gelas dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsi dan ukurannya :
a. Peralatan dasar berbagai jenis dan ukuran : gelas beaker, gelas ukur,
erlenmeyer, cawan petri, tabung reaksi, botol, dll.
b. Peralatan ukur berbagai jenis dan ukuran : labu ukur, pipet, buret, botol
BOD, dll.
c. Peralatan analisis : termometer, piknometer, dll.
Adapun beberapa contoh alat pendukung yang dimaksud misalnya : bul pipet ( karet ) dan spatula (kayu, besi).
Selain sebagai kegiatan pengidentifikasian miroorganisme, laboratorium juga digunakan untuk aktivitas pengembangbiakan mikroorganisme (bakteri, khamir, kapang).Hal ini yang merupakan perbedaan lab mikrobiologi dengan laboratorium umumnya. Di laboratorium mikrobiologi ada cawan petri,OSE,dan media pengembangbiakan.
Uraian berikut akan menjelaskan tentang peralatan yang ada di lab mikrobiologi pangan, khususnya yang diamati pada praktikum minggu lalu:
1.
Erlenmeyer
Erlenmeyer merupakan peralatan gelas yang memiliki bentuk seperti tabung yang membesar / mengelembung cekung pada bagian bawah nya. Erlenmeyer merupakan peralatan yang cukup sering digunakan untuk mereaksikan zat – zat kimia dan untuk keperluan titrasi. Pada laboratorium pengolahan pangan alat ini memiliki fungsi lain yakni sebagai tempat pembuatan media. Ukuran volume alat ini ada yang 100ml dan 250 ml.Mulut kecil pada ujungnya membuat jumlah udara yang masuk kecil sehingga tepat digunakan untuk mereaksikan zat.
2.
Labu ukur
Labu Ukur adalah sebuah perangkat yang meiliki kapasitas antara 5 mL sampai 5 L dan biasanya instrumen ini digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas leher labu ukur. Alat ini biasanya digunakan untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan pipet.
Dalam sistem pengenceran, untuk zat yang tidak berwarna, penambahan aquadest sampai menunjukkan garis meniskus berada di leher labu. Untuk zat yang berwarna, penambahan aquadets hingga dasar meniskus yang menyentuh leher labu ( meniskus berada di atas garis leher)
Sebelum menggunakan instrumen ini, labu ukur harus dicuci terlebih dahulu. Lebih baik menggunakan sabun agar zat – zat yang tidak dibutuhkan dapat terlarut dan akhirnya terbuang. Dalam keadaan bagaimanapun, labu ukur yang kering sangatlah baik untuk digunakan.
Pengenceran dengan Labu Ukur
Dalam rangka melakukan kerja rutin di laboratorium, tidaklah luar biasa untuk memiliki larutan encer atau mengurangi kepekatan mereka dengan menambahkan sejumlah pelarut. Banyak bahan kimia laboratorium dibeli dalam bentuk larutan air yang pekat karena inilah cara pembelian yang paling ekonomis. Tetapi biasanya bahan kimia ini terlalu pekat untuk langsung digunakan, dan karenanya harus diencerkan. Proses pengenceran melibatkan pencampuran suatu larutan pekat dengan pelarut tambahan untuk memberikan volume akhir yang lebih besar. Selama proses ini, banyak mol yang dalam larutan tetap, dan hanya volumenya yang bertambah. Fakta ini mebentuk dasar untuk mengerjakan soal yang mebahas pengenceran. Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan suatu larutan dengan molaritas tertentu:
*
Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu volumetri ( labu ukur ).
*
Ditambahkan air suling.
*
Campuran digoyang melingkar ( diolek ) untuk melarutkan zat terlarut
*
Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air dengan hati – hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit dengan tanda lingkaran pada leher labu.
*
Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.
4.
Beaker Glass
Gelas yang berbentuk tabung untuk mereaksikan zat. Namun pengunaannya kurang akurat dibandingkan dengan labu ukur maupun Erlenmeyer. Volume beaker glass yang umum di laboratorium ada yang 50 , 100 dan 250 ml.
5.
Tabung Reaksi
Berupa peralatan gelas berbentuk tabung panjang terbuka yang biasanya digunakan untuk mereaksikan zat. Bedanya, zat yang direaksikan dalam tabung ini hanya dalam jumlah yang kecil.
6.
Bunsen
Bunsen berfungsi untuk memanaskan zat kimia yang memang perlu diberi perlakuan pemanasan. Dalam skala kecil digunakan pembakar spritus. Dalam lab mikro, Bunsen juga berguna untuk menjaga lingkungan tetap steril saat pemindahan mokroorganisme. Dalam penggunaanya, sumbu Bunsen diusahakan jangan terlalu panjang agar api tetap biru.
7.
Pipet Hisap
Digunakan untuk mengambil zat cair yang akan direaksikan, ditetesi, maupun dicampurkan.
8.
Bulb Pipet
Merupakan alat pendukung pipet tetes untuk kemudahan penghisapan zat kimia cair. Bulb pipet ada yang berukuran kecil hingga sedang seperti pada pipet tetes, ataupun yang berukukuran besar seperti pada buret.
9.
Tabung Durham
10.
Spatula
Spatula adalah alat untuk mengambil obyek. Spatula yang sering digunakan di laboratorium biologi atau kimia berbentuk sendok kecil, pipih dan bertangkai. Umumnya digunakan untuk mengambil zat yang akan ditimbang.
Berasal dari sebatang kaca yang berdiameter 4 mm, dipotong menurut panjang yang sesuai dan ujung – ujungnya dibulatkan dengan nyala Bunsen. Batang itu panjangnya seharusnya 20 cm untuk digunakan pada tabung reaksi dan 8 – 10 cm untuk pinggan dan gelas piala kecil. Pipa kaca berongga tidak boleh digunakan sebagai batang pengaduk. Suatu batang yang satu ujungnya runcing yang dibuat dengan memanaskan sebatang batang kaca pada nyala, kemudian menarik pada waktu masih lunak seperti dalam membuat jet kaca dan menatahkan menjadi dua, digunakan untuk melubangi ujung kerucut kertas saring untuk meindahkan isi kertas saring ke bejana lain, dengan semprotan air dari sebuat botol cuci. Batang kaca yang ujungnya berkaret disebut juga policeman digunakan untuk membuat zat padat dari dinding dalam wadah kaca. Batang pengaduk terbuat dari politena ( polietilena ) dengan suatu dayung yang berbentuk kipas pada kedua ujungnya berfungsi sebagai policeman yang memuasakan pada temperatur laboratorium : dayung ini dapat dilekukkan dalam segala bentuk. ( Vogel, 1990 : 156 )
Ada tiga jenis spatula untuk keperluan laboratorium menurut pustaka yang saya dapat :
*
Spatula yang terbuat dari logam (stainlessteel) digunakan untuk mengambil obyek yang telah diiris untuk sediaan mikroskop.
*
Spatula politena atau tanduk, digunakan sebagai sendok untuk mengambil bahan kimia padat.
*
Spatula nekel adalah spatula yang disepuh dengan nekel, digunakan sebagai sendok kecil untuk mengambil bahan kimia.
Alat ini juga dapat digunakan untuk mengaduk dalam pembuatan larutan kecuali larutan asam
11.
Gelas Ukur
Berbentuk tabung yang alasnya membentuk lonjongan yang lebih besar dari mulutnya. Alat ini digunakan untuk mengukur bahan yang akan direaksikan dalam Erlenmeyer, labu ukur, maupun beaker glass agar ukuran nya tepat baik volum maupun molar.
12.
Volum Pipet
13.
Pipet Ukur
Prinsip kerjanya sama dengan pipet hisap, namun dapat digunakan sekaligus sebagai alat ukur zat yang akan direaksikan.
14.
Suntikan
Bentuknya sama seperti jarum suntik. Dlam lab mikro digunakan untuk menyuntikan zat ke dalam tabung durham karena ukuran lubangnya yang sangat kecil.
15.
Cawan Petri
Cawan Petri atau telepa Petri adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya. Cawan Petri dinamai menurut nama penemunya pada tahun 1877, yaitu Julius Richard Petri (1852–1921), ahli bakteri berkebangsaan Jerman.
Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri, khamir, spora, atau biji-bijian. Cawan Petri plastik dapat dimusnahkan setelah sekali pakai untuk kultur bakteri.
16.
OSE
Alat yang berbentuk seperti kait pada mata pancing yang digunakan untuk mengambil mikroorganisme / isolasi mikroorganisme yang akan dibuat ke atas ataupun kedalaman media pembiakan (agar).
17.
Kapas
Digunakan sebagai penyumbat tabung reksi saat dilakukan sterilisasi .
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya. (Volk, dan Wheeler,1993 . Mikrobiologi Dasar Jilid 1).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh. (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Medium cair/broth/liquid medium
Contoh : air pepton, nutrient broth, lactose, LB ( Latosa Broth)
b. Medium setengah padat (semi solid medium)
Contoh : sim agar, cary dan brain agar
c. Medium padat (solid medium)
Contoh : endo agar, PDA ( Potato Dextosa Agar ),PCA ( Plate Count Agar ) Nutrient agar (Ani Murniati, 2000. Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Pada praktikum kali ini diketahui bahwa :
*
LB ( Latose Broth ) digunakan untuk pembiakan bakteri
*
PDA ( Potato Dextosa Agar ) digunakan untuk pembiakan agar dan kapang dan khamir.
*
Na ( Nutrient Agar ) digunakan untuk pembiakan bakteri
*
PCA ( Plate Count Agar ) digunakan untuk pembiakan ketiga mikroorganisme tersebut.
Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum, gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat/solid kita dapat menggunakan agar-agar dengan kadar 1,5%-1,8%, dan pada medium semi solid kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan pada medium cair tidak diperlukan pemadat. (Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi)
Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang diperlukan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan oven).(Mila Ermila, 2005, Penuntun Praktikum Mikrobiologi).
ohoooo!!!!